Colocasia esculenta (L.) Schott sin. C. Antiquorum

Full width home advertisement

Hosting Unlimited Indonesia

Post Page Advertisement [Top]


Image By Edustore
Nitrogen pada umumnya merupakan faktor pembatas utama dalam produksi tanaman budidaya. Biomassa tanaman rata-rata mengandung N sebesar 1-2% dan mungkin sebesar 4-6%. Nitrogen menyusun 79% dari atmosfer dan bahkan lebih banyak lagi N di dalam tanah sebagai sedimen organik. Namun demikian, baik dinitrogen (N2) di atmosfer maupun yang terikat dalam sedimen tanah, keduanya tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman sehingga diperlukan penambahan pupuk anorganik yang mengandung N dalam bentuk yang tersedia dan yang langsung dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- (N-nitrat) atau NH4+ (N-amonium) atau keduanya. Tanaman yang hidupnya dengan media yang banyak berisi air akan lebih suka menyerap N dalam bentuk NH4+,  sedangkan tanaman yang hidupnya dengan media di darat akan lebih baik tumbuhnya bila tersedia N dalam bentuk NO3-.
Nitrogen pada umumnya sebuah unsur hara yang menentukan keberhasilan tanaman, dan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik diperlukan N dalam jumlah yang cukup. Nitrogen berfungsi sebagai komponen utama berbagai senyawa di dalam tubuh tanaman, yaitu asam amino, amina, protein, klorofil dan alkaloid. Oleh karena itu, apabila tanaman mengalami kahat N sebagai akibat rendahnya kandungan N tanah, maka akan menyebabkan tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daun berwarna hijau muda, daun yang lebih tua menguning akhirnya kering. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan terganggu pada laju fotosintesis tanaman, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada sintesis karbohidrat. Tanaman talas yang mengalami defisiensi N mengakibatkan kadar protein umbi rendah, pertumbuhan terhambat dan daun berwarna pucat, sedangkan untuk tanaman yang mengalami kelebihan N seringkali ditunjukkan dengan tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sukulensi) sehingga mudah rebah dan terserang penyakit. 

Tanaman talas menyerap nitrogen dalam jumlah yang besar. sebagian besar nitrogen diserap sebelum awal dimulainya pembentukan umbi. Selama masa pertumbuhan sejak 97-135 hari setelah tanam, nitrogen tertimbun pada laju 2,5 kg N ha-1 tiap hari. Pola penimbunan nitrogen pada tanaman talas mempunyai laju pertumbuhan yang cepat selama 6 bulan pertama, diikuti oleh penurunan pada pertumbuhan tanaman bagian atas dan kenaikan yang pesat pada bobot umbi sejak 3 bulan sampai masak panen. Oleh karena itu pemupukan nitrogen pada tanaman talas harus mempertimbangkan masa-masa pertumbuhan kritis tersebut. Saat pemberian N juga berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan umbi. Nitrogen yang diberikan pada awal pertumbuhan yaitu 1 minggu setelah tanam, akan merangsang pertumbuhan awal atau sebagai starter, sedangkan N yang diberikan pada dan saat tanaman berumur 3 bulan akan merangsang pembentukan dan perkembangan umbi lebih baik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya baik akumulasi N maupun volatilisasi dan pencucian. Di Hawaii, talas memberikan tanggapan terhadap dosis yang tinggi, sampai 560 kg N ha-1, dan menghasilkan sebanyak 50 ton ha-1 dalam keadaan tergenang air. Sedangkan dalam keadaan yang tidak tergenang dicapai hasil maksimum 20 ton ha-1 dengan dosis 280 kg N ha-1.
 


No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]