![]() |
Image By Edustore |
Nitrogen pada umumnya sebuah
unsur hara yang menentukan keberhasilan tanaman, dan agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik diperlukan N dalam jumlah yang cukup. Nitrogen berfungsi sebagai
komponen utama berbagai senyawa di dalam tubuh tanaman, yaitu asam amino,
amina, protein, klorofil dan alkaloid. Oleh karena itu, apabila tanaman
mengalami kahat N sebagai akibat rendahnya kandungan N tanah, maka akan
menyebabkan tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daun berwarna hijau muda, daun
yang lebih tua menguning akhirnya kering. Hal tersebut tentunya akan
menyebabkan terganggu pada laju fotosintesis tanaman, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada sintesis karbohidrat. Tanaman talas yang mengalami defisiensi N
mengakibatkan kadar protein umbi rendah, pertumbuhan terhambat dan daun berwarna
pucat, sedangkan untuk tanaman yang mengalami kelebihan N seringkali
ditunjukkan dengan tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih
besar, batang menjadi lunak dan berair (sukulensi) sehingga mudah rebah dan
terserang penyakit.
Tanaman talas menyerap
nitrogen dalam jumlah yang besar. sebagian besar nitrogen diserap sebelum awal
dimulainya pembentukan umbi. Selama masa pertumbuhan sejak 97-135 hari setelah
tanam, nitrogen tertimbun pada laju 2,5 kg N ha-1 tiap hari. Pola penimbunan
nitrogen pada tanaman talas mempunyai laju pertumbuhan yang cepat selama 6
bulan pertama, diikuti oleh penurunan pada pertumbuhan tanaman bagian atas dan
kenaikan yang pesat pada bobot umbi sejak 3 bulan sampai masak panen. Oleh
karena itu pemupukan nitrogen pada tanaman talas harus mempertimbangkan
masa-masa pertumbuhan kritis tersebut. Saat pemberian N juga berpengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan umbi. Nitrogen yang diberikan pada awal pertumbuhan
yaitu 1 minggu setelah tanam, akan merangsang pertumbuhan awal atau sebagai
starter, sedangkan N yang diberikan pada dan saat tanaman berumur 3 bulan akan
merangsang pembentukan dan perkembangan umbi lebih baik. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya baik akumulasi N maupun volatilisasi dan
pencucian. Di Hawaii, talas memberikan tanggapan terhadap dosis yang tinggi,
sampai 560 kg N ha-1, dan menghasilkan sebanyak 50 ton ha-1
dalam keadaan tergenang air. Sedangkan dalam keadaan yang tidak tergenang
dicapai hasil maksimum 20 ton ha-1 dengan dosis 280 kg N ha-1.
No comments:
Post a Comment